https://jurnal.itkeswhs.ac.id/index.php/abd_mlt/issue/feedJurnal Pengabdian Masyarakat Teknologi Laboratorium Medik Borneo2024-06-11T00:27:08+00:00La Ode Marsudi, S.ST., M.Kesmarsudi@itkeswhs.ac.idOpen Journal Systems<p><strong>Jurnal Pengabdian Masyarakat Teknologi Laboratorium Medik Borneo </strong>adalah sebuah jurnal peer-review yang didedikasikan untuk publikasi hasil pengabdian yang berkualitas dalam bidang ilmu Teknologi Laboratorium Medis, meliputi <strong>Kimia Klinik, Imunologi, Hematologi, Sitohistoteknologi, Bakteriologi, Parasitologi, Toksikologi Klinik dan Biologi Molekuler</strong>.</p> <p>Semua publikasi di jurnal ini bersifat akses terbuka yang memungkinkan artikel tersedia secara bebas online tanpa berlangganan apapun. Menerbitkan paper secara berkala 2 kali setahun yaitu bulan <strong>Mei</strong> dan <strong>November</strong>.</p>https://jurnal.itkeswhs.ac.id/index.php/abd_mlt/article/view/1495Edukasi Bahaya Anemia Defisiensi Besi Pada Siswa-Siswi SMP Negeri 7 Samarinda2024-06-05T02:25:03+00:00La Ode Marsudimarsudi@itkeswhs.ac.idDidi Irwadididiirwadi@itkeswhs.ac.idHerniaty Rampoherniaty@itkeswhs.ac.id<p><em>Anemia sering terjadi pada remaja karena kebutuhan zat besi yang meningkat untuk mendukung pertumbuhan cepat dan pembentukan sel darah merah. Prevalensi anemia pada remaja laki-laki mencapai 45,8%, sementara pada remaja perempuan mencapai 57,1%. Sekitar 17,3% remaja usia 13-18 tahun di perkotaan mengalami anemia defisiensi besi, menurut Riskesdas tahun 2013. Kurangnya kesadaran akan gejala anemia dan tingkat kepatuhan rendah dalam mengonsumsi zat besi dapat menyebabkan anemia. Tujuan dari pengabdian ini memberikan edukasi bahaya anemia defisiensi besi pada remaja khususnya siswa-siswi SMP Negeri 7 Samarinda. Metode pengabdian dilakukan dengan pemberian materi edukasi dan tanya jawab. Anemia defisiensi besi terjadi karena kurangnya zat besi dalam tubuh, menghambat proses eritropoesis. Kekurangan zat besi dalam tubuh dapat timbul karena berbagai faktor, yaitu: kebutuhan yang meningkat secara fisiologis karena masa pertumbuhan dan menstruasi, kurangnya besi yang diserap karena kandungan besi pada makanan yang kurang memadai dan malabsorbsi besi, perdarahan, hemoglobinuria, transfusi feto-maternal, idiopathic pulmonary hemosiderosis, dan latihan yang berlebihan. Gejala khas anemia defisiensi besi meliputi: koilonychias (kuku sendok), atrofi lidah, angular cheilitis, dan disfagia. Tes laboratorium untuk diagnosis anemia defisiensi besi meliputi pemeriksaan darah lengkap, apusan darah tepi, retikulosit, serum besi, total iron binding capacity (TIBC), indeks saturasi transferrin, ferritin. Cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan besi adalah dengan meningkatkan kualitas makanan, terutama produk hewani. Disimpulkan bahwa anemia defisiensi besi telah menjadi problem kesehatan pada remaja. Pemberian edukasi tentang bahaya, penyebab dan pencegahan anemia defisiensi besi kepada remaja telah memberikan dampak positif terhadap berkurangnya kejadian anemia pada remaja.</em></p>2024-05-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Pengabdian Masyarakat Teknologi Laboratorium Medik Borneohttps://jurnal.itkeswhs.ac.id/index.php/abd_mlt/article/view/1496Monitoring Glukosa Darah Dan Tekanan Darah Pada Lansia Di UPTD Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri Samarinda2024-06-05T04:15:37+00:00Rinda Aulia Utamirindaaulia@itkeswhs.ac.idMuhammad Fahmi Aminuddinmfahmiaminuddin@itkeswhs.ac.idRifky Saldi A. Wahidrifky@itkeswhs.ac.idResna Belindaresnabelinda@gmail.com<p><em>Saat ini penyakit degeneratif sudah bisa ditemukan pada usia 30-40 tahun. Pencegahan penyakit degeneratif bisa dicegah dengan cara screening kesehatan pada usia diatas 30 tahun. Hal ini jika diabaikan, maka akan berisiko terjadinya penyakit Diabetes Mellitus sehingga jatuh pada keadaan yang lebih berat dengan munculnya komplikasi Diabetes Mellitus. Kondisi lansia sekarang banyak terkena penyakit degerativ. Hal ini dikarenakan oleh berbagai faktor, yaitu faktor penyakit, faktor genetik, faktor usia, faktor gender, kurang gerak, asupan garam, obesitas, kurang tidur, makanan berlemak, kalori dan kadar gula, gaya hidup yang tidak sehat, dan stres. Oleh karena itu tujuan pengabdian masyarakt ini yaitu masyarakat perlu diberikan pemahaman bahwa </em><em> melakukan pemeriksaan kesehatan tidak harus menunggu adanya keluhan atau kejadian sakit dan olahrga lansia agar kondisi fisik lebih bugar. Salah satu cara untuk mendeteksinya adalah screening pemeriksaan tekanan darah dan glukosa darah. Hasil pengabdian masyarakat ini ditemukan bahwa </em><em>terdapat 17 orang (49%) dengan tekanan darah yang tinggi, dan kadar Glukosa darah tinggi ada 13 orang (37%). Kesimpulan dari hasil ini bahwa sebaiknya monitoring kesehatan dilakukan secara berkala sebagai upaya skrining kesehatan dan mencegah adanya komplikasi selanjutnya.</em></p>2024-05-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Pengabdian Masyarakat Teknologi Laboratorium Medik Borneohttps://jurnal.itkeswhs.ac.id/index.php/abd_mlt/article/view/1500Screening Pemeriksaan Hb Pada Remaja Putri SMP Negeri 7 Samarinda2024-06-07T06:34:08+00:00Siti Raudahrararaudah7@gmail.comKhoirul Anamkhoirulanam@itkeswhs.ac.idKamilkamil@gmail.com<p><em>Anemia merupakan masalah gizi yang perlu mendapat perhatian khusus, yaitu suatu kondisi rendahnya kadar hemoglobin di dalam tubuh manusia. Kondisi ini terjadi ketika tidak adekuatnya kadar hemoglobin atau sel darah merah ditubuh sehingga didalam tubuh tidak bisa berfungsi dengan baik. Anemia menjadi permasalahan gizi yang terjadi pada wanita, khususnya remaja putri. Kadar hemoglobin normal pada perempuan >12 g/dL. Remaja putri sepuluh kali sepuluh kali lebih besar dibandingkan dengan remaja laki-laki. Hal ini disebabkan remaja putri kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung hewani dan zat besi (Fe). Selain itu remaja putri mengalami menstruasi yang menyebabkan hilangnya darah dan dan hemoglobin dalam darah. Dampak terjadinya anemia pada remaja putri adalah menurunnya daya tahan tubuh sehingga penderita anemia mudah terkena infeksi penyakit, menurunkan kebugaran dan ketangkasan berfikir, menurunnya prestasi belajar baik akademik dan non akademik. Sehingga </em><em>perlu diberikan pemahaman bahwa melakukan pemeriksaan kesehatan tidak harus menunggu adanya keluhan atau kejadian sakit remaja putri.</em> <em>Salah satu cara untuk mendeteksinya adalah melakukan screening tes darah berupa</em><em> pemeriksaan kadar Hb dalam darah. </em><em>Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan pada tanggal </em><em>10 Maret 2023</em> <em>bertempat di SMP Negeri 7 Samarinda. Screening pemeriksaan Hb diikuti remaja putri sebanyak 51 orang dan diperoleh hasil Hb normal >12 gr/dL. </em><em>Kesimpulan Konsumsi makanan yang bergizi dan suplementasi TTD secara rutin dapat mengatasi masalah anemia pada remaja putri</em></p>2024-05-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Pengabdian Masyarakat Teknologi Laboratorium Medik Borneohttps://jurnal.itkeswhs.ac.id/index.php/abd_mlt/article/view/1501Pemeriksaan Glukosa Darah, Asam Urat dan Tekanan Darah Pada Masyarakat Di Kelurahan Mahulu Kecamatan Tenggarong2024-06-10T01:16:12+00:00Edison Harianjaedisonhharianja@yahoo.comMuhammad Fahmi Aminuddinmfahmiaminuddin@itkeswhs.ac.idLa Ode Marsudimarsudi@itkeswhs.ac.id<p><em>Penyakit degeneratif adalah penyakit kronis yang dapat berdampak pada kualitas hidup dan produktivitas, seperti hipertensi, penyakit jantung koroner, diabetes mellitus, dan penyakit sendi. Penderita diabetes dengan hipertensi lebih rentan terhadap penyakit kardiovaskular dibandingkan dengan mereka yang memiliki tekanan darah normal. Hipertensi merupakan faktor terpenting yang berkontribusi pada perkembangan penyakit ginjal kronis diabetes mellitus. Penyakit degeneratif lainnya yang umum pada lansia adalah asam urat. Ini disebabkan oleh penumpukan kristal monosodium urat dalam darah melebihi kadar normal, yang bisa mengakibatkan kristalisasi di sendi dan jaringan lunak yang menyebabkan peradangan akut dan rasa nyeri.</em> <em>Peningkatan kadar asam urat juga meningkatkan risiko gagal ginjal, diabetes, dan hiperuremia. Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah melakukan skrining pemeriksaan glukosa darah, asam urat, dan tekanan darah pada masyarakat di Kelurahan Mahulu Kecamatan Tenggarong. Metode pengabdian dilakukan dengan diawali survei lapangan, pemeriksaa glukosa darah dan asam urat menggunakan metode point of care testing (POCT) dan pemeriksaan tekanan darah menggunakan tensimeter digital. Hasil pengabdian diperoleh ada 25 responden (37,9%) laki-laki dan ada 41 responden (62,1%) perempuan. Pemeriksaan GDS diperoleh ada 7 responden (10,6%) memiliki kadar GDS tinggi yang terdiri dari 6,1% responden laki-laki dan 4,5% responden perempuan. Pemeriksaan kadar asam urat diperoleh ada 19 responden (28,8%) memiliki kadar asam urat yang tinggi dengan responden laki-laki ada 16,7% dan responden perempuan ada 12,1%. Pemeriksaan tekanan darah diperoleh ada 41 responden (62,1%) memiliki tekanan darah tinggi yang terdiri dari 28,8% responden laki-laki dan 33,3% responden perempuan. Kegiatan pengabdian ini memberikan kesimpulan bahwa ada 10,6% responden memiliki kadar GDS tinggi, 28,8% memiliki kadar asam urat tinggi, dan 62,1% memiliki tekanan darah tinggi. Responden laki-laki lebih banyak memiliki kadar GDS dan asam urat tinggi, sedangkan perempuan lebih banyak memiliki tekanan darah tinggi.</em></p>2024-05-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Pengabdian Masyarakat Teknologi Laboratorium Medik Borneohttps://jurnal.itkeswhs.ac.id/index.php/abd_mlt/article/view/1502Edukasi Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Anak SDN 004 Filial Samarinda Utara2024-06-10T01:24:51+00:00Maya Tamara Mawardanimayatamara@itkeswhs.ac.idZaenal Adi Susantozaenal@itkeswhs.ac.idKamilkamil@itkeswhs.ac.idEdison Harianjaedisonharianja@itkeswhs.ac.idAndreas Teguuhandreasteguuh@gmail.com<p>Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan salah satu aspek penting dalam menjaga kesehatan masyarakat. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan PHBS melalui pendekatan edukasi dan partisipasi aktif. Pendekatan edukasi dilakukan melalui penyuluhan rutin tentang pentingnya PHBS pada siswa SDN 004 Filial Samarinda Utara. Metode yang digunakan melibatkan survei pendahuluan untuk menilai tingkat pengetahuan dan praktik PHBS masyarakat, diikuti dengan implementasi program edukasi. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan signifikan dalam pengetahuan dan praktik PHBS pada siswa SDN 004 Filial Samarinda Utara yang terlibat dalam program ini. Kegiatan ini menunjukkan bahwa pendekatan edukasi dan partisipasi aktif masyarakat dapat efektif dalam meningkatkan kesadaran dan praktik PHBS. Dengan melibatkan masyarakat secara aktif, program ini memiliki potensi untuk memberikan dampak positif yang berkelanjutan dalam upaya menjaga kesehatan masyarakat.</p>2024-05-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Pengabdian Masyarakat Teknologi Laboratorium Medik Borneohttps://jurnal.itkeswhs.ac.id/index.php/abd_mlt/article/view/1504Edukasi Penggunaan Alat POCT Kolesterol Sebagai Upaya Pemantauan Kadar Kolesterol Secara Mandiri Pada Penderita Hiperkolesterolemia2024-06-11T00:27:08+00:00Didi Irwadididiirwadi@itkeswhs.ac.idLa Ode Marsudimarsudi@itkeswhs.ac.idRinda Aulia Utamirindaaulia@itkeswhs.ac.id<p><em>Hiperkolesterolemia merupakan merupakan salah satu penyakit degenerative yang mengganggu metabolisme kolesterol dalam darah sehingga kadar kolesterol darah melebihi batas normal yaitu >200 mg/dL. Kadar kolesterol dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk pola makan yang tidak sehat, kebiasaan olahraga, jenis kelamin, dan kebiasaan merokok. Mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan kurang berolahraga dapat menyebabkan penumpukan lemak dalam tubuh. Penderita hiperkolesterolemia perlu secara berkala memeriksa kadar kolesterol mereka. Penggunaan alat POCT yang mudah dan praktis memungkinkan pemeriksaan mandiri. Alat POCT kolesterol ini hanya digunakan untuk skrining kolesterol secara mandiri. Tujuan dari pengabdian ini adalah memberikan edukasi tentang penggunaan alat POCT kolestreol dan skrining kolesterol pada penderita yang berisiko hiperkolesterolemia. Metode pengabdiang dengan pemberian edukasi tentang penggunaan alat POCT dan pemeriksaan kolesterol menggunakan alat POCT. Hasil pemberian edukasi, masyarakat sangat antusias dengan rasa ingin tahu yang tinggi. Sedangkan hasil pemeriksaan menunjukkan kolesterol bahwa dari 38 responden, 29 memiliki kolesterol > 200 mg/dl dan peserta usia 30-40 tahun dengan kolesterol > 200 mg/dl terbanyak yaitu 15 orang. Dan ada 9 responden < 200 mg/dl. Masyarakat penderita hiperkolesterolemia disarankan untuk menjaga pola makan sehat, beraktivitas fisik, meningkatkan pengetahuan tentang bahaya hiperkolesterolemia, penggunaan kontrasepsi yang tepat pada perempuan dan perlu dilakukan pemeriksaan berkala dan berkonsultasi dengan dokter.</em></p>2024-05-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Pengabdian Masyarakat Teknologi Laboratorium Medik Borneo