Korelasi Stigma Sosial Dengan Depresi Pada Pasien Tuberkulosis Paru
DOI:
https://doi.org/10.35728/jkw.v2i2.493Keywords:
Stigma sosial, depresi, pasien tuberkulosis paruAbstract
Latar Belakang: Penyakit Tuberkulosis Paru (TB) merupakan penyakit infeksi dan masa penyembuhan yang lama sehingga tidak jarang penderita tuberkulosis paru mendapatkan stigma sosial yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya depresi pada pasien tuberkulosis paru. Tujuan: Menganalisis arah korelasi stigma sosial dengan depresi pada pasien tuberkulosis paru. Metode: Desain penelitian korelasi dengan pendekatan cross sectional dengan teknik pengambilan data Consecutive Sampling. Sampel yang digunakan sebesar 46 responden masyarakat disekitar pasien tuberkulosis paru dan 22 responden tuberkulosis paru yang menjalani pengobatan, masih sehat dan tidak rawat inap. Pengumpulan data dengan kuesioner stigma sosial dan BDI (Beck Depression Inventory). Uji dengan menggunakan korelasi person. Hasil: Skor rerata stigma sosial 37,07 (SD: 8,928, min-max: 15-45). Skor rerata BDI (Beck Depression Inventory) 51,18 (SD: 9,669, min-max: 26-63). Uji korelasi person didapatkan (pvalue 0,47, r -0,294). Kesimpulan: Adanya korelasi dengan arah negatif antara stigma sosial dan depresi pada pasien tuberkulosis paru dengan kekuatan sedang dimana semakin rendah stigma maka akan semakin tinggi depresi pasien tuberkulosis paru.