https://jurnal.itkeswhs.ac.id/index.php/mlt/issue/feed Jurnal Teknologi Laboratorium Medik Borneo 2025-01-06T06:52:42+00:00 Winarti jutelmo@itkeswhs.ac.id Open Journal Systems <p><strong>Jurnal Teknologi Laboratorium Medik Borneo </strong>adalah sebuah jurnal peer-review yang didedikasikan untuk publikasi hasil penelitian yang berkualitas dalam bidang ilmu teknologi laboratorium medik seperti <strong>Kimia Klinik, Imunologi, Bakteriologi, Parasitologi, Toksikologi Klinik, Hematologi, Sitohistoteknologi</strong>, dan <strong>Biologi Molekuler</strong>. Semua publikasi di jurnal ini bersifat akses terbuka yang memungkinkan artikel tersedia secara bebas online tanpa berlangganan apapun</p> https://jurnal.itkeswhs.ac.id/index.php/mlt/article/view/1632 Profil Kadar Glycated Albumin (GA) Pada Penderita Nefropati Diabetik 2024-11-25T07:07:34+00:00 Desyani Ariza desyaniariza@yahoo.co.id <p>Nefropati Diabetik (ND) atau yang lebih dikenal dengan penyakit ginjal diabetes (PGD) merupakan salah satu komplikasi mikroangiopati kronik pada ginjal akibat diabetes mellitus yang ditandai dengan adanya mikro atau makroproteinuria yang persisten, peningkatan tekanan darah serta gangguan fungsi ginjal yang progresif. Glycated Albumin (GA) adalah produk glikasi albumin serum yang terdapat dalam darah dan seluruh tubuh. Albumin merupakan protein yang mudah terikat dengan glukosa. Pengukuran GA dapat mengkonfirmasi perubahan status glukosa darah 1-2 minggu setelah pengobatan dimulai sehingga efikasi pengobatan dapat diperoleh lebih cepat. Pengamatan biologis sifat GA berhubungan dengan patogenesis komplikasi vaskular diabetes. Dengan demikian, GA mungkin bisa menjadi ukuran yang lebih handal dari kontrol glikemik serta prediktor komplikasi pembuluh darah pada orang dengan diabetes dan nefropati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar Glycated Albumin (GA) pada pasien nefropati diabetik. Metode penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian dilakukan selama periode Mei sampai Juli 2017 dengan jumlah sampel 47 subyek yang memenuhi kriteria inklusi. Tempat penelitian dilakukan di RS. DR Wahidin Sudirohusodo untuk pengambilan sampel dan pengukuran kadar GA diukur dengan metode enzimatikkolorimetri di Laboratorium Parahita Surabaya. Hasil penelitian menunjukkan 46 sampel (97,9%) mengalami peningkatan &gt; 16% dan 1 sampel (2,1%) dengan kadar GA normal yaitu berkisar 11-16 %. Pada keseluruhan sampel penelitian diperoleh sebagian besar sebanyak 97,9 % mengalami peningkatan kadar GA.</p> 2024-11-05T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Desyani Ariza https://jurnal.itkeswhs.ac.id/index.php/mlt/article/view/1652 Pengaruh Penundaan Pengelolaan Sampel Serum Terhadap Hasil Pemeriksaan Kadar Elektrolit 2025-01-06T03:47:09+00:00 La Ode Marsudi marsudi@itkeswhs.ac.id Muhammad Fahmi Aminuddin mfahmi@itkeswhs.ac.id Edison Harianja edisonharianja@itkeswhs.ac.id Muhammad Agustian muhammadagustian@student.itkeswhs.ac.id <p>Laboratorium klinik sangat penting untuk menentukan keseimbangan elektrolit tubuh. Selama tahap pra analitik, pengendalian harus dilakukan untuk memastikan bahwa spesimen yang diterima benar dan memenuhi syarat. Tahap ini bertanggung jawab atas 60-70% kesalahan operasi di laboratorium klinik. Keterlambatan pemeriksaan sampel serum untuk pemeriksaan akan mempengaruhi hasil pemeriksaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh waktu penundaan sampel serum terhadap hasil pemeriksaan kadar elektrolit (Na<sup>+</sup>, K<sup>+, </sup>Cl<sup>-</sup>). Metode yang digunkana pada penelitian ini untuk pemeriksaan kadar elektolit yaitu metode <em>Ion Selective Electroda</em> (ISE) menggunakan alat AVL 9180 <em>Electrolyte Analyzer</em>. &nbsp;Hasil pemeriksaan diperoleh 25 sampel serum yang diperlakukan dengan tiga perlakuan, yaitu segera diperiksa, ditunda 120 menit dan ditundaan 150 menit. Hasil penelitian ini ditemukan bahwa kadar Na<sup>+</sup> pada sampel serum yang segera diperiksa rata-rata 133,40 mmol/L, pada sampel ditunda 120 menit rata-rata 133,56 mmol/L, dan pada sampel ditunda 150 menit rata-rata 133,80 mmol/L (<em>p-value </em>(0.966) &gt; 0.05). Kadar K<sup>+</sup> pada sampel serum yang segera diperiksa rata-rata 4,23 mmol/L, pada sampel ditunda 120 menit rata-rata 4,20 mmol/L, dan pada sampel ditunda 150 menit rata-rata 4,18 mmol/L (<em>p-value </em>(0.926) &gt; 0.05). Kadar Cl<sup>-</sup> pada sampel serum yang segera diperiksa rata-rata 99,96 mmol/L, pada sampel ditunda 120 menit rata-rata 100,16 mmol/L, dan pada sampel ditunda 150 menit rata-rata 100,32 mmol/L (<em>p-value </em>(0.970) &gt; 0.05). Penelitian ini menyimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh waktu penundaan sampel serum yang segera diperiksa, ditunda 120 menit dan 150 menit terhadap hasil pemeriksaan kadar elektrolit (Na<sup>+</sup>, K<sup>+, </sup>Cl<sup>-</sup>).</p> 2024-11-05T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 La Ode Marsudi, Muhammad Fahmi Aminuddin, Edison Harianja, Muhammad Agustian https://jurnal.itkeswhs.ac.id/index.php/mlt/article/view/1653 Gambaran Mikroalbumin Sebelum Dan Sesudah Melakukan Olahraga Futsal 2025-01-06T03:58:02+00:00 Didi Irwadi didiirwadi@itkeswhs.ac.id Rifky Saldi A. Wahid rifkysaldi@itkeswhs.ac.id Rinda Aulia Utami rindaaulia@itkeswhs.ac.id Arya Dino Pratama aryadinopratama@student.itkeswhs.ac.id <p>Mikroalbumin adalah protein urin yang ditemukan di urin dalam jumlah kecil. Factor faktor yang mempengaruhi adanya mikroalbumin dalam urin salah satunya adalah aktifitas fisik. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk melihat kadar mikroalbumin sebelum dan sesudah melakukan aktifitas fisik yakni olahraga futsal. Metode : Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode immunoturbidimetri menggunakan alat MD pacific IMAGIN 200. Hasil : Dari 30 sampel yang di uji hanya 25 yang dapat dilanjutkan. Hasil dari pemeriksaan mikroalbumin sebelum olahraga futsal rata rata 17,04 mg/L dan sesudah olahraga futsal 83,08 mg/L, berdasarkan hasil uji statistik dengan uji Wilcoxon didapatkan nilai signifikan yakni p &lt;0,05. Kesimpulan : Aktifitas fisik berpengaruh terhadap kadar mikroalbumin.</p> 2024-11-05T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Didi Irwadi, Rifky Saldi A. Wahid, Rinda Aulia Utami, Arya Dino Pratama https://jurnal.itkeswhs.ac.id/index.php/mlt/article/view/1654 Gambaran Hasil Tes Widal Slide Aglutinasi Dengan Tes Tubex Pada Pasien Suspek Demam Thypoid 2025-01-06T04:17:50+00:00 Edison Harianja edisonhharianja@yahoo.com Zaenal Adi Susanto zaenal@itkeswhs.ac.id La Ode Marsudi marsudi@itkeswhs.ac.id Perdi Bahriannur perdibahriannur@student.itkeswhs.ac.id <p>Demam tipoid adalah penyakit infeksi akut disebabkan oleh kuman gram negatif <em>salmonella typh</em>i. Diagnosis sering kali bergantung pada metode serologis seperti uji widal slide aglutinasi dan tes tubex. Tujuan : Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui gambaran hasil pemeriksaan uji widal slide aglutinasi dengan tes tubex pada suspek demam tifoid. Metode : Penelitian ini mengguanakan kualitatif deskriftif, dengan metode pemeriksaan widal slide dan pemeriksaan tubex inhibition magnetic binding immunoassay. Hasil : Hasil dari pemeriksaan 30 sampel, pada pemeriksaan widal didapatkan 16 (53%) sampel positif dan 14 (47%) sampel negatif, sedangkan pemeriksaan tubex dari 30 sampel terdapat 14 (47%) positif dan 16 (53%) sampel negatif. Kesimpulan : Dari hasil kedua pemeriksaan antara tes widal slide aglutinasi dan tes tubex bisa disimpulkan bahwa dari kedua pemeriksaan tersebut mempunyai perbedaan yang signifikan dalam memberikan hasil pemeriksaan.</p> 2024-11-05T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Edison Harianja, Zaenal Adi Susanto, La Ode Marsudi, Perdi Bahriannur https://jurnal.itkeswhs.ac.id/index.php/mlt/article/view/1655 Pemeriksaan Eritrosit Menggunakan Alat Hematology Analyzer Mindray CAL 8000 2025-01-06T04:19:25+00:00 Muhammad Fahmi Aminuddin mfahmi@itkeswhs.ac.id La Ode Marsudi marsudi@itkeswhs.ac.id Rinda Aulia Utami rindaaulia@itkeswhs.ac.id Adhini Juniar Fauqan Nuury AdhinijuniarF@studentwhs.ac.id <p>Pemeriksaan eritrosit dilakukan untuk mendeteksi kelainan pada sel darah merah, yang berperan penting dalam metabolisme makanan untuk menghasilkan energi. Salah satu metode untuk mengevaluasi kondisi anemia adalah dengan memeriksa jumlah eritrosit. Anemia terjadi ketika jumlah sel eritrosit atau kadar hemoglobin berada di bawah normal. Anemia dapat didiagnosis melalui pemeriksaan indeks eritrosit, yang mengukur ukuran dan kandungan hemoglobin dalam eritrosit. Pemeriksaan ini bertujuan Untuk mengetahui hasil pemeriksaan dan Pemantapan Mutu Internal (PMI) pada pemeriksaan jumlah Eritrosit dan Indeks Eritrosit menggunakan alat Mindray CAL 8000. Pengamatan dilaksanakan pada tanggal 15 Januari 2024 sampai dengan 23 Februari 2024. Pada pengamatan diperoleh 970 sampel, dengan hasil pemeriksaan diperoleh Eritrosit menurun 772 sampel (79.6%), <em>Mean Corpuscular Volume </em>(MCV) dan <em>Mean Corpuscular Hemoglobin </em>(MCH) rendah sebanyak 93 sampel (12.0%), <em>Mean Corpuscular Volume </em>(MCV) dan <em>Mean Corpuscular Hemoglobin </em>(MCH) normal sebanyak 421 sampel (54.4%), <em>Mean Corpuscular Volume </em>(MCV) dan <em>Mean Corpuscular Hemoglobin </em>(MCH) tinggi sebanyak 41 sampel (5.3%). Pengamatan pemantapan mutu internal pada tahap pra analitik, analitik, dan pasca analitik secara berurut yang diamati ada 4 objek, 5 objek dan 4 objek bahwa semua telah memenuhi standar. Pengamatan GLP ada 8 objek yang diamati semua memenuhi standar. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) laboratorium ada 10 objek yang diamati semua memenuhi standar. Kesimpulan pengamatan ditemukan 79.6% sampel yang diperiksa menunjukkan anemia, berdasarkan indeks eritrosit 12.0% pasien mengalami anemia mikrositik hipokrom. PMI Pemeriksaan Eritrosit dan Indeks Eritrosit dengan alat Mindray CAL 8000 sudah dilakukan sesuai prosedur, Penerepan GLP dan K3 di Laboratorium Hematologi RSUD Abdul Wahab Sjaranie sudah sesuai standar yang dipersyaratkan.</p> 2024-11-05T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Muhammad Fahmi Aminuddin, La Ode Marsudi, Rinda Aulia Utami, Adhini Juniar Fauqan Nuury https://jurnal.itkeswhs.ac.id/index.php/mlt/article/view/1656 Hubungan Tingkat Kepatuhan ATLM Terhadap Mutu Pelayanan Laboratorium X 2025-01-06T06:43:36+00:00 Kamil Kamil kamil@itkeswhs.ac.id La Ode Marsudi marsudi@itkeswhs.ac.id Maya Tamara Mawardani mayatamara@itkeswhs.ac.id <p>Mutu pelayanan laboratorium sangat dipengaruhi oleh sumber daya manusia dalam hal ini ATLM sebagai penentu diagnosa. Laboratorium dalam kegiataannya melaksanakan pemantapan mutu khususnya internal yang sesuai standar operasional prosedur untuk mengendalikan hasil dan mengetahui penyimpangan hasil sehingga dapat memberikan mutu yang baik dan memuaskan pelanggan laboratorium. Tujuan : Untuk mengetahui hubungan tingkat kepatuhan ATLM terhadap mutu pelayanan laboratorium. Metode : Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif analitik korelasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ATLM dan pasien pengguna Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Samarinda yang berjumlah 14 orang. Mutu pelayanan laboratorium di nilai berdasarkan kepatuhan ATLM dan kepuasaan pelanggan laboratorium. Hasil : Sumber daya manusia (ATLM) sebagian besar menerapkan kepatuhan dalam menjalankan pemantapan mutu sesuai SOP pada tahap pra analitik, analitik, dan pasca analitik sebanyak 12 responden (87,5%). ATLM di Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Samarinda mempunyai mutu pelayanan yang baik sebanyak 11 responden (78,6%). Ada hubungan yang bermaknna tingkat kepatuhan ATLM terhadap mutu pelayanan laboratorium di Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Samarinda nilai sig adalah 0,001 dimana &lt;0,05 maka artinya ada hubungan yang signifikan antara variabel tingkat kepatuhan ATLM dengan mutu pelayanan, kemudian diperoleh angka koefisien korelasi sebesar 0,848 artinya tingkat kekuatan hubungan (korelasi) antara variabel tingkat kepatuhan ATLM dengan mutu pelayanan internal adalah sebesar 0,848 atau sangat kuat. Kesimpulan : Terdapat hubungan kepatuhan ATLM terhadap standar operasional prosedur mutu laboratorium, semakin patuh ATLM terhadap standar operasional prosedur (SOP) akan meningkatkan mutu pelayanan laboratorium.</p> 2024-11-05T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Kamil Kamil, La Ode Marsudi, Maya Tamara Mawardani https://jurnal.itkeswhs.ac.id/index.php/mlt/article/view/1657 Hubungan Kadar CD4 Dengan Kadar Hemoglobin Pada Penderita HIV/AIDS yang Menjalani Terapi Antiretroviral Rutin di Rsud Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda 2025-01-06T06:45:31+00:00 Khoirul Anam khoirulanam@itkeswhs.ac.id Didi Irwadi didiirwadi@itkeswhs.ac.id Zulfa Zahra Salsabila zulfa@itkeswhs.ac.id <p>AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Human Imunodeficiency Virus (HIV). Virus ini menyerang sel CD4, mediator utama respons imun manusia, yang mengatur sistem kekebalan humoral seluler dan kekebalan seluler terhadap infeksi. Jika virus tidak ditangani dengan segera dan dengan benar, virus HIV akan terus menyerang sel CD4, menyebabkan sistem kekebalan tubuh menurun. Kadar hemoglobin dapat turun sebagai akibat dari penurunan sel CD4 atau infeksi opportunistik. Antiretroviral.Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk&nbsp; mengetahui hubungan kadar CD4 dengan kadar Hemoglobin pada penderit HIV/AIDS yang menjalani terapi Antriretroviral rutin di RSUD Wahab Sjahranie Samarinda. Metode : Teknik pengambilan sampel menggunakan Teknik pengambilan sampel <em>Non probability sampling </em>dengan metode Purposive sampling. Sampel dan data rekam medik diambil dari pasien rawat inap sebanyak dari 41 orang penderita. Penelitian dilaksanakan tanggal 19-29 juni 2024 di laboratorium Biomolekuler dan poli VCT RSUD Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda. Hasil : pada penelitian ini hasil rata rata pemeriksaan CD4 adalah 122 sel/mm<sup>3</sup>dengan hasil terbanyak &lt;200 sel/mm<sup>3 </sup>sebanyak 35 orang penderita. Hasil hemoglobin memiliki rata rata hasil terbanyak &lt;12 g/dl dengan jumlah 35 orang penderita. Dengan uji <em>spearman </em>didapatkan hasil hubungan kadar CD4 dan hemoglobin <em>p-value </em>: 0,23 yang dimana &lt;0,05 dan <em>spearman correlatin r=</em>.429. Kesimpulan :&nbsp; Terdapat hubungan yang signifikan sedang antara jumlah CD4 dengan kadar hemoglobin pada penderita HIV/AIDS yang menjalani terapi antiretroviral rutin.</p> 2024-11-05T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Khoirul Anam, Didi Irwadi, Zulfa Zahra Salsabila https://jurnal.itkeswhs.ac.id/index.php/mlt/article/view/1658 Hubungan Parasit Soil Transmitted Helminth di Tanah Dengan Keberadaan Parasit Pada Kuku Tangan Petani di Kelurahan Bukit Biru Kecamatan Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara 2025-01-06T06:46:59+00:00 Maya Tamara Mawardani mayatamara@itkeswhs.ac.id Zulfa Zahra Salsabila zulfa@itkeswhs.ac.id Khoirul Anam khoirulanam@itkeswhs.ac.id Susi Nordalena Irim susinordalena@student.itkeswhs.ac.id Lissa Riyadi lissariyadi@student.itkeswhs.ac.id <p>Kecacingan merupakan salah satu penyakit yang paling umum terjadi di seluruh dunia, salah satunya di indonesia. Penyakit ini ditularkan oleh telur cacing yang berada di dalam kotoran manusia dan hewan yang dapat mencemari tanah. Penularan cacing juga dapat terjadi melalui kontak langsung dengan tanah yang terkontaminasi atau melalui konsumsi makanan yang terinfeksi telur cacing yang lebih dikenal dengan istilah, "<em>Soil Transmitted Helminths</em>, untuk menentukan seseorang terinfeksi cacing melalui tanah atau tidak maka perlu dipastikan dengan melakukan pemeriksaan telur cacing. Salah satu pemeriksaan yang sering di lakukan adalah secara kualitatif dengan menggunakan metode sedimentasi.Tujuan: Untuk mengidentifikasi hubungan cacing di tanah dengan keberadaan cacing pada kuku petani di Kelurahan Bukit Biru Kecamatan Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara. Metode: Metode pemeriksaan mikroskopis dengan metode sedimentasi menggunakan reagen KOH 10 % untuk sampel kuku tangan dan reagen NaCl 0,9 % untuk sampel tanah. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukan bahawa dari 41 sampel tanah ditemukan 4 sampel telur <em>Tricuris trichiura</em> dan 2 sampel telur <em>Ascaris lumbricoides</em> dengan presentase 14.6 % dan yang negatif terdapat parasit 35 sampel dengan presentase 85.4 % dan dari 41 sampel kuku petani ditemukan 1 sampel telur <em>Ascaris lumbricoides </em>dan 2 sampel positif telur <em>Trichuris trichiura</em> dengan presentase 7.3 % dan yang negatif terdapat parasit 38 sampel dengan presentase 92.7%. Kesimpulan: Hasil penelitian ini menunjukan ada hubungan yang signifikan antara infeksi parasit <em>Soil transmitted helminths </em>(STH) pada kuku tangan petani di Kelurahan Bukit Biru Kecamatan Tenggarong Kabupaten Kutai Karta Negara dengan keberadaan parasit di tanah.</p> 2024-11-05T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Maya Tamara Mawardani, Zulfa Zahra Salsabila, Khoirul Anam, Susi Nordalena Irim, Lissa Riyadi https://jurnal.itkeswhs.ac.id/index.php/mlt/article/view/1659 Penanganan Cairan Pleura Pada Penderita Efusi Pleura di Laboratorium Patologi Anatomi 2025-01-06T06:48:49+00:00 Rinda Aulia Utami rindaaulia@itkeswhs.ac.id Siti Raudah sitiraudah@itkeswhs.ac.id Maya Tamara Mawardani mayatamara@itkeswhs.ac.id Octavia Fransiska Rosario Lewa fransiskaoctavia04@gmail.com <p>Efusi Pleura merupakan suatu keadaan dimana terjadi penumpukkan cairan melebihi normal di dalam cavum pleura, pemeriksaan sitologi terhadap cairan pleura sangat amat penting untuk diagnostik penyakit pleura. Terutama bila ditemukan sel-sel patologis. Benar atau tidaknya diagnostik tergantung dari kualitas sediaan sitologi yang dihasilkan. Tujuan penelitian : Melakukan Penanganan, Pemeriksaan terhadap spesimen cairan pleura pada tahap pra analitik, analitik, dan pasca analitik di laboratorium patologi anatomi. Metode : Metode yang digunakan untuk pemeriksaan sitologi pada cairan pleura yaitu dengan menggunakan alat <em>Cytopro</em> dengan metode dan pewarnaan rapid staining. Hasil : Dari pengamatan yang dilakukan pada 16 sampel didapat 38%&nbsp; hasil berdasarkan jenis kelamin perempuan, 63% berdasarkan jenis kelamin laki-laki, 88% sediaan tebal, dan 13 % sediaan tipis. Kesimpulan : Pemeriksaan cairan pleura pada penderita efusi pleura pada tahap pra analitik, analitik, pasca analitik telah sesuai dengan prosedur hasil warna cairan kuning keruh 12 (75%), Merah keruh 1 (6%), Putih keruh 1 (6%), Coklat Keruh 2 (13%), Sediaan tipis 2 (13%) dan sediaan tebal 14 (88%).</p> 2024-11-05T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Rinda Aulia Utami, Siti Raudah, Maya Tamara Mawardani, Octavia Fransiska Rosario Lewa https://jurnal.itkeswhs.ac.id/index.php/mlt/article/view/1660 Uji Aktivitas Ekstrak Kulit Bawang Merah (Allium cepa. L) & Kulit Bawang Putih (Allium sativum) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Pada Pus Luka Penderita Diabetes Melitus 2025-01-06T06:51:27+00:00 Siti Raudah sitiraudah@itkeswhs.ac.id Huzaimah Huzaimah huzaimah@gmail.com Berliana Berliana berliana@gmail.com Nisa Ayu Fitriani nisaayufitriani@student.itkeswhs.ac.id Maya Wulandari mayawulandari@student.itkeswhs.ac.id <p>Salah satu tanaman yang banyak digunakan sebagai obat antara lain bawang merah <em>(Allium cepa L)</em> dan bawang putih <em>(allium sativum).</em> Ternyata kulit bawang merah dan bawang putih berpotensi dikembangkan untuk pengobatan anti kanker karena mengandung fitokimia. Kulit bawang merah mengandung senyawa flavonoid, saponin, terpenoid dan alkaloid, sedangkan bawang putih mengandung senyawa organosulfur <em>(allicin</em>) yang meiliki sifat sebagai antidiabetes, antibakteri, dan antimikrobal. Diabetes millitus merupakan penyakit hiperglikemia atau kadar gula darah yang meningkat diatas normal. Ulkus kaki diabetik merupakan salah satu efek dari gula darah yang tiggi dan menjadikan tempat yang optimal untuk pertumbuhan bakteri, <em>Staphylococcus aureus</em> merupakan bakteri gram positif yang sering di temukan pada ulkus gula darah yang tinggi. Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk melihat aktivitas antibakteri ekstrak kulit bawang merah dan bawang putih terhadap pertumbuhan bakteri <em>Staphylococus aureus</em>. Metode: Ekstrak kulit bawang merah dan kulit bawang putih menggunakan pelarut metanol dan etil asesat, dibuat dengan 4 perlakuan yaitu konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan 100%. Pengujian ekstrak pada bakteri&nbsp; <em>Staphylococus aureus</em> dengan metode difusi. Hasil: Uji aktivitas antimikroba kategori kuat pada ekstrak kulit bawang merah menggunakan pelarut etil asetat dan metanol yang menghambat pertumbuhan <em>Staphylococcus aureus</em> berturut turut pada konsentrasi 50% dan 100%. Sedangkan ekstrak kulit bawang putih menggunakan pelarut etil asetat dan metanol tidak menunjukkan zona hambat dengan kategori kuat. Kesimpulan: Ekstrak kulit bawang merah menggunakan pelarut metanol dan etil asetat memiliki aktivitas antimikroba terhadap <em>Staphylococus aureus.</em></p> 2024-11-05T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Siti Raudah, Huzaimah Huzaimah, Berliana Berliana, Nisa Ayu Fitriani, Maya Wulandari https://jurnal.itkeswhs.ac.id/index.php/mlt/article/view/1661 Hubungan Kualitas Tidur Dengan Nilai Hemoglobin Dan Indeks Eritrosit Pada Remaja Yang Rutin Berolahraga 2025-01-06T06:52:42+00:00 Zaenal Adi Susanto zaenal@itkeswhs.ac.id Edison Harianja edisonharianja@yahoo.com La Ode Marsudi marsudi@itkeswhs.ac.id Mega Febriyanti megafebriyanti@student.itkeswhs.ac.id <p>Kualitas tidur merupakan indikator penting dari kebugaran seseorang, diukur berdasarkan kemudahan untuk memulai dan mempertahankan tidur, durasi tidur, serta keluhan yang dirasakan selama dan setelah tidur. Kualitas tidur yang buruk dapat mempengaruhi proses biologis tubuh, termasuk pembentukan hemoglobin, yang berpotensi menyebabkan kadar hemoglobin rendah dan risiko anemia. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kadar hemoglobin, indeks eritrosit, kualitas tidur, serta hubungan antara kualitas tidur dengan kadar hemoglobin dan indeks eritrosit pada remaja yang rutin berolahraga. Metode : Menggunakan desain analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional, mengumpulkan data dari partisipan pada satu waktu tertentu, dengan jumlah responden sebanyak 51 orang. Hasil : Menunjukkan tidak adanya hubungan antara kualitas tidur baik dengan kadar hemoglobin, MCV, dan MCH, namun terdapat hubungan dengan nilai MCHC. Sementara itu, tidak ditemukan hubungan antara kualitas tidur buruk dengan kadar hemoglobin, MCV, MCH, dan MCHC. Rata-rata kadar hemoglobin pada remaja yang rutin berolahraga adalah 15,3 g/dl, MCV 82,8 fl, MCH 28,7 pg, dan MCHC 34,8 g/dl. Sebanyak 92,2% remaja yang rutin berolahraga memiliki kualitas tidur yang buruk, sedangkan 7,8% memiliki kualitas tidur yang baik. Kesimpulan: Menyimpulkan bahwa kualitas tidur tidak memiliki hubungan signifikan dengan kadar hemoglobin, MCV, dan MCH, namun berhubungan dengan MCHC pada remaja yang rutin berolahraga.</p> 2024-11-05T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Zaenal Adi Susanto, Edison Harianja, La Ode Marsudi, Mega Febriyanti